rss

Selasa, 01 Maret 2011

KHOTBAH RASULULLAH MENGENAI ITTIBAA’

Uqbah bin Amir Al-Juhani meriwayatkan bahwa Nabi mengucapkan hamdallah lalu bersabda, “Amma Ba’du. Sesunggunhya perkataan yang paling benar adalah Kitabullah. Ikatan yang paling erat adalah kalimat takwa. Millah paling baik adalah millah Ibrahim. Sunnah yang paling baik adalah Sunnah Muhammad. Ucapan yang paling mulia adalah zikir kepada Allah. Kisah yang paling baik Al-Qur’an ini. Pekerjaan yang paling adalah yang fardhu dan yang paling buruk adalah yang diperbaharui. Petunjuk yang paling baik adalah petunjuk para Nabi. Mati yang paling mulia adalah matinya para syuhada. Buta yang paling hebat adalah kesesatan setelah mendapat hidayah. Ilmu yang paling baik adalah yang membawa manfaat dan hidayah yang paling baik adalah yang diikuti. Kebutaan yang paling buruk adalah butanya hati. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Yang sedikit dan mendukupi lebih baik daripada yang banyak namun membuat lalai. Permintaan maaf yang paling buruk adalah ketika diucapkan saat mati menjemput. Penyesalan yang paling buruk adalah penyesalan pada hari Kiamat.
Di antara manusia ada orang yang tidak mengerjakan shalat kecuali setelah waktunya lewat. Di antara mereka ada pula yang tidak mengingat Allah kecuali dengan hati yang kering dan tanpa ikhlas. Kesalahan paling berat adalah lidah yang pendusta. Kekayaan yang paling baik adalah kaya hati. Bekal yang paling baik adalah takwa. Inti kebijaksanaan adalah takut kepada Allah. Perasaan terbaik yang tertanam dalam hati adalah yakin. Dan keragu – raguan termasuk kekafiran. Niyayah termasuk budaya jahiliyah. Orang yang mengorupsi (gulul) harta rampasan perang termasuk penghuni neraka jahannam. Harta yang ditimbun dan tidak dizakati menjadi setrika api bagi pemiliknya. Syair termasuk salah satu seruling iblis. Arak adalah kumpulan dosa. Kaum wanita adalah perangkap setan. Pemuda adalah cabang kegilaan. Pendapatan paling buruk adalah dari riba. Makanan paling buruk adalah memakan harta anak yatim.
Orang yang bahagia adalah orang yang menagmbil pelajaran dari orang lain. Orang yang sengsara adalah yang sengsara di dalam perut ibunya. Kalian pasti akan berakhir di tempat kuburan yang luasnya hanya empat depa. Segalanya dilihat di akhirnya dan inti amal adalah amal penutup (menjelang wafat). Penyebar berita yang paling buruk adalah penyebar kebohongan. Segala hal yang akan dating adalah dekat. Celaan terhadap seorang mukmin adalah kefasikan, memerangi seorang mukmin tergolong kekafiran, dan memakan dagingnya (menggunjingnya) termasuk maksiat kepada Allah. Haramnya hartanya seperti haramnya darahnya. Orang yang banyak bersumpah atas nama Allah pasti akan mendustai-Nya. (tidak memenuhi sumpahnya).
Barangsiapa mengampuni, Allah akan mengampuni. Barangsiapa member maaf, maka Allah akan memberinya maaf. Barangsiapa menahan amarahnya, maka Allah akan memberinya pahala. Barangsiapa yang bersabar atas musibah, maka Allah akan memberinya ganti. Barangsiapa riya, Allah akan menunjukkan belangnyadi hadapan manusia bahwa ia tidak ikhlas. Barangsiapa yang bersabar maka Allah akan melipatgandakan ganjarannya. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah, maka Dia akan mengazabnya. Ya Allah, ampunilah aku dan umatku. Ya Allah, ampunilah aku dan umatku. Aku meminta ampunan kepada Allah untuk diriku dan diri kalian.” (HR. Al-Baihaqi)
Sebagaiman yang kit abaca, dalam khotbah di atas, Rasulullah memberikan kita pengarahan langsung akan hal yang terbaik bagi kita dalam urusan dunia dan akhirat melalui petuah – petuah yang berguna. Intinya, seorang hamba yang baik adalah hamba yang konsisten dan terikat dengan perintah – perintah Allah seperti yang tercantum dalam kitab-Nya dan terungkap melalui lisan rasul-Nya. Demikian pula dengan larangan – larangan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jika sudah begitu ia menjdai hamba yang taat kepada Allah dan rasul-Nya. Dan itulah keberuntungsn terbesar seperti diisyaratkan oleh firman-nya,
“…Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al-Ahzab : 71)
Dengan begitu, ia termasuk orang – orang yang dikaruniai nikmat dari Allah sebagaimana juga disinggung dalam firman-Nya,
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama – sama dengan orang – orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi – nabi, para shiddiiqiin, orang – orang yang mati syahid, dan orang – orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik – baiknya.” (An-Nisaa’ : 69)
Cukuplah baginya bahwa ia akan menjadi ahli ittibaa’ (yang mengenai sunnah) dan bukan ahlli bid’ah karena seluruh kebaikan terletak dalam ittibaa’, dan seluruh keburukan  terletak pada bid’ah.

*Syekh Thaha Al-Afifi

0 komentar:


Posting Komentar