Syaddad bin Aus meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Nabi berkhotbah, “Ketahuilah bahwa dunia adalah sesuatu yang nyata kini. Orang baik dan jahat makan darinya. Ketahuilah bahwa akhirat adalah ajal yang benar. Di sana sang Maha Raja yang Maha Kuasa mengadili. Ketahuilah bahwa semua kebaikan terdapat di surge dan ketahuilah bahwa semua kejahatan berada di neraka. Ketahuilah hal ini. Dan hendaknya kalian takut kepada Allah. Ketahuilah bahwa amal – amal kalian akan dibeberkan di hadapan kalian. ‘Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan dzarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatn sebesar dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.’ (Az – Zalzalah : 7-8) (HR. Al-Baihaqi)
Dalam khotbah di atas, Rasulullah ingin memberi tahu kita, seperti yang beliau singgung dalam khotbah sebelumnya, mengenai hakikat dunia, yakni bahwa dunia adalah sesuatu yang dimakan oleh orang baik dan orang jahat. Hal ini berarti bahwa dunia tidak berharga, tidak ada nilainya di sisi Allah. Dalam sebuah hadits dinyatakan,
“Seandainya dunia itu di mata Allah sebanding dengan sayap nyamuk, pasti Dia tidak member orang kafir setetes air pun dari dunia itu.” (HR. At-Tarmidzi)
Jika Rasulullah menyatakan hal ini, itu beliau lakukan untuk mengalihkan mata kita atau juga hati kita, kepada keharusan untuk beramal bagi persiapan akhirat di samping beramal untuk kepentingan duniawi. Dalam sebuah hadits dinyatakan, “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang tidak meninggalkan akhiratnya karena dunianya, tidak pula meninggalkan dunianya karena akhiratnya, serta tidak menjadi beban atas orang lain.”
Kita harus terus – menerus berupaya untuk memanfaatkan setiap detik dari kehidupan dunia menjadi amal kebaikan yang menyebabkan kita menjadi penghuni surge, bukan penghuni neraka. Seluruh kebaikan adalah di surga dan seluruh kejahatan adalah di neraka.
Selain itu Rasulullah juga memperingatkan kita akan hukuman Allah, sebagaimana diisyratkan oleh firman-Nya,
“…Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya…” (Ali Imran : 30)
Dan Allah adalah,
“Yang Mengampuni dosa Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya…” (Al-Mu’min : 3)
Marilah kita petik pelajaran dari semua ini agar kita senantiasa memiliki kesiapan yang matang untuk bertemu dengan Allah. Inilah keuntungan yang paling besar.
*Syekh Thaha Al-Afifi
0 komentar:
Posting Komentar