Dalam sirahnya, Ibnu Hisyam mengatakan bahwa khotbah pertama yang disampaikan oleh Rasulullah sesuai dengan riwayat yang disampaikan kepadaku dari Abu Salamah bin Abdurrahman, bahwa beliau berdiri di hadapan mereka. Beliau mengucapkan hamdalah dan puji – pujian yang layak bagi-Nya. Selanjutnya beliau bersabda, “Amma ba’du. Wahai manusia….Beramalah untuk bekal diri kalian. Kalian pasti akan mengetahui bahwa ada di antara kalian yang mati, lalu ia meninggalkan kambingnya tanpa ada yang menggembalakannya. Lalu Tuhannya bertanya kepadanya, tanpa ada juru bicara atau pengawal yang menghalangi-Nya, ‘Bukankah Rasul-Ku telah dating kepadamu dan menyampaikan dakwah kepadamu? Bukankah aku juga telah memberimu harta kekayaan dan karunia yang besar? Apa yang telah kamu kerjakan sebagai bekal bagi dirimu?’ Ia memandang ke kiri dank e kanan, namun tidak melihat apa – apa. Ia memandang ke depan, namun hanya melihat neraka jahanam. Oleh karena itu, barang siapa dapat melindungi dirinya dari neraka, meski dengan sebiji kurma, hendaknya ia melakukannya. Jika tidak ada, bias dengan mengucapkan kata – kata yang baik. Perkataan yang baik akan dibalas sepuluh kali lipat dan terus dilipatkan hingga tujuh ratus kali. Wassalamu’alaikum wa’ala rasulillah wa rahmatullahi wabarakatuh” (HR. al-baihaqi)
Dalam sebuah syair diungkapkan, “Umur adalah seperti tamu atau khayalan yang tidak punya hak untuk tinggal. Dan orang berakal, dalam seluruh keadaannya, menunggu kematiannya. Orang bodoh yang lupa diri adalah orang yang tidak menjadikan takwa seabagai bekalnya.”
Rasulullah juga mengingatkan bahwa ketika ajal manusia habis, ia pasti meninggalkan segala sesuatu di belakangnya. Ia tidak membawa apa pun kea lam akhirat kecuali amal – amal yang telah dikerjaknnya, baik ataupun buruk. Di sana, ketika Allah menghakiminya dan menanyainya mengenai seluruh hakikat itu sambil mengingatnya akan karunia-Nya , manusia akan memandang ke kanan dan ke kiri, berharap melihat suatu kebajikan yang telah dikerjankannya. Jika ia tidak menemukan kebajikan itu, ia tidak akan melihat selain kejahatn yang pernah diperbuatnya yang menyebabkannya masuk neraka.
Oleh karena itu, di akhir khotbah beliau ini Rasulullah menghimbau kita agar segera mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amal – amal saleh. Sebelum kita meninggalkan alam dunia kea lam hisab atau akhirat dan sebelum kita menyesal.
Allah berfirman,
“…Pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya…” (an-naba : 40)
“(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.” (al-muthaffifiin : 6)
Seorang penyair mengatakan, “Carilah bekal yang baik untuk dirimu ketika kamu bebas memilih, sebelumkamu menjadi orang yang berwarna hitam legam. Kamu tidak tahu akan ke mana. Dibawa ke surge Adn-kah atau dijerumuskan ke neraka.”
Hendaknya kita mengingat hal ini. Mari kita segera mendekatkan diri kepada Allah sebelum usia kita berakhir dan sebelum kita berkata ketika ajal menjemput,
“…Ya, Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) –ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang – orang yang saleh? Dan Allah sekali – kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah dating waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (al-nunafiquun : 10-11)
*Syekh Thaha Al-Afifi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar